Investor mana pun (seharusnya) menyadari bahwa saham merupakan salah satu instrumen investasi yang tinggi risiko. Karena itu, perlu adanya analisis sebelum akhirnya benar-benar berinvestasi di dalamnya. Salah satu metode analisis yang bisa dipakai—terutama jika kamu ingin berinvestasi jangka panjang dalam saham—adalah analisis fundamental.
Selain untuk mengelola risiko yang tinggi, analisis fundamental juga dilakukan untuk mengoptimalkan keuntungan. Pasalnya, bagaimanapun, keuntungan akan selalu menjadi hal yang diinginkan untuk didapatkan oleh seorang investor, betul? Semakin tinggi keuntungan, semakin baik. Namun, dengan peluang keuntungan yang lebih tinggi, pastinya risiko juga akan meningkat.
Analisis fundamental bisa dibilang adalah metode menimbang potensi keuntungan saham ke depan dengan melihat kondisi keuangan emitennya. Selain analisis fundamental saham, ada juga analisis teknikal yang lebih banyak melihat dari sisi historis grafik harga saham. Namun, yang terakhir nanti kita bahas dalam artikel yang terpisah.
So, buat kamu yang baru berkenalan dengan metode analisis fundamental, yuk, ikuti sampai selesai ya.
Pengertian Analisis Fundamental
Investopedia menjelaskan analisis fundamental adalah sebagai berikut:
Fundamental analysis is a method of determining a stock’s real or “fair market” value.
Kalau diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia artinya metode untuk menentukan nilai saham secara nyata, sehingga bisa diketahui harga saham yang bersangkutan undervalued atau overvalued. Dari sini, kemudian kita bisa menentukan apakah sebuah saham layak dibeli atau dijual.
Apa yang menjadi tolok ukur dalam metode analisis fundamental ini? Di antaranya adalah kesehatan keuangan dan kondisi ekonomi perusahaan penerbit saham, dan juga beberapa faktor eksternal lain yang dapat memengaruhi naik turunnya harga di bursa saham.
Banyak pakar investasi dan keuangan bilang, bahwa analisis fundamental merupakan metode yang paling sesuai dilakukan jika kamu ingin berinvestasi saham dalam jangka panjang, karena di sini fokusnya adalah mencari nilai aman dari sebuah saham.
Data yang Dipergunakan untuk Melakukan Analisis Fundamental
Untuk melakukan analisis fundamental, kamu akan banyak membutuhkan dana variabel. Untuk itu, ada 5 hal yang mesti diperhatikan, yaitu profitability (keuntungan), harga, likuiditas, leverage, dan efisiensi.
Berikut adalah rasio-rasio keuangan yang harus kamu perhitungkan dalam analisis fundamental.
1. Earning per Share (EPS)
Yaitu rasio perolehan laba terhadap saham yang beredar, untuk mengukur potensi keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan.
Rumusnya:
EPS = Keuntungan bersih / Jumlah saham beredar
Hasil dari perhitungan rasio ini dapat kamu gunakan untuk mengestimasi penurunan dan kenaikan harga saham emiten yang kamu incar. Dengan memperbandingkan EPS ada tahun berjalan dengan EPS pada kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, kamu akan mendapatkan gambaran pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan.
2. Price Earning
Yaitu rasio harga saham terhadap laba per lembarnya. Disebut juga PE ratio, yang bisa dihitung dengan rumus:
PE Ratio = Harga saham / EPS
Kamu bisa menggunakan rasio ini untuk membandingkan kinerja satu perusahaan dengan PE ratio rata-rata dalam industri sejenisnya.
Bandingkan rasio harga saham ini dengan pertumbuhan laba perseroan, maka kamu akan mendapatkan Price Earning Growth ratio, atau PEG ratio. Rumusnya:
PEG Ratio = PE ratio / pertumbuhan tahunan EPS
Semakin rendah rasio pertumbuhan laba perseroan ini, maka itu artinya harga saham adalah undervalued, yang berarti berada di bawah harga semestinya, padahal rasio EPS tinggi. Ini adalah contoh saham yang layak untuk dikoleksi dalam jangka waktu panjang.
3. Price per Sales
Yaitu rasio harga saham terhadap penjualan bisnis perusahaan yang bersangkutan. Rumusnya:
PS Ratio = Harga saham / penjualan per lembar saham
Semakin rendah PS ratio suatu perusahaan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama, maka semakin bagus.
4. Price Book Value
Atau PBV ratio, yaitu rasio harga saham terhadap nilai buku. Rumusnya:
PBV Ratio = Harga saham / (total harta – total utang)
Semakin kecil PBV, maka itu berarti harga saham semakin undervalued. Namun, tak selalu baik, ini juga bisa berarti ada kesalahan mendasar dalam perusahaan. So, kamu harus menggali informasi lebih dalam mengenai perusahaan terkait, untuk melihat apa yang menjadi masalahnya.
5. Debt ratio
Alias rasio utang perseroan, yang bisa dipakai untuk mengukur seberapa besar aset yang masih dibiayai dengan utang. Rumusnya:
Debt Ratio = Total Utang / Total Aset
Misalnya, jika rasio utang 40%, maka itu artinya 40% aset yang dimiliki dibiayai oleh utang. Utang bisa jadi faktor yang memberatkan, terutama dalam krisis ekonomi atau kondisi ketika suku bunga tinggi. Pasalnya, perusahaan yang memiliki debt ratio tinggi dapat berpeluang mengalami kesulitan keuangan. Meskipun, di saat yang sama, kalau kondisi ekonomi sedang baik dan suku bunga rendah, perusahaan berpeluang meraih keuntungan yang besar juga.
6. Net profit margin
Atau marjin keuntungan bersih. Yaitu rasio tingkat profabilitas, yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih yang bisa didapatkan terhadap total penjualannya. Bisa didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut.
Net profit margin = Keuntungan bersih / Total penjualan
Sumber Data Analisis Fundamental Saham
Untuk bisa melakukann analisis fundamental investasi saham, kamu perlu menemukan sumber datanya. Ada banyak sih, sehingga seharusnya tak perlu membuatmu bingung. Bahkan semua data tersebut bisa kamu dapatkan secara gratis.
Di mana saja sumber?
1. Website resmi Bursa Efek Indonesia
Dahlah, ini ada sumber informasi paling utama dan penting buat investor saham mana pun. Di situs ini, kamu bisa mendapatkan:
- Laporan keuangan perusahaan tercatat paling lengkap
- Jadwal berbagai agenda aksi korporasi
- Prospektus
- Laporan Keterbukaan Informasi Perusahaan
- Informasi RUPS, IPO, dan sebagainya
- And, of course, informasi ikhtisar pasar
2. Website resmi perusahaan
Website resmi emiten juga bisa menjadi sumber informasi selain situs resmi BEI. Yes, perusahaan terbuka umumnya sih punya situs yang cukup informatif ya. Bahkan perusahaan-perusahaan raksasa juga menaruh laporan keuangan tahunan di situs resmi agar dapat diakses publik dengan lebih mudah. Pokoknya, biasanya dikelola dengan baik.
3. Website resmi Bank Indonesia
Untuk mendapatkan data perkembangan ekonomi dan berbagai kebijakan moneter yang sekiranya dapat memengaruhi pasar saham, kamu akan bisa menemukannya di situs resmi BI. Dari mulai kurs rupiah, suku bunga acuan, sampai proyeksi ekonomi, bisa kamu dapatkan di situs ini.
4. Website resmi Badan Pusat Statistik
Di website resmi BPS ini, kamu bisa mendapatkan data tingkat inflasi dari tahun ke tahun dan rata-ratanya, juga berbagai informasi lain yang berhubungan dengan pergerakan pasar.
5. Media online
Situs-situs berita juga sekarang ada banyak banget, khususnya yang ekonomi, biasanya juga memiliki berbagai informasi penting terkait update dan kondisi pasar. Contoh media online ini misalnya seperti Kontan, Bisnis.com, CNBC, Yahoo Finance, Bloomberg, dan sebagainya.
Ingat, saham adalah salah satu instrumen investasi yang sangat dipengaruhi oleh pemberitaan dan rumor. So, ada bagusnya kalau kamu memantau berita-berita di luar sana sesekali di sela-sela hari sibukmu.
Tips Melakukan Analisis Fundamental yang Mudah untuk Pemula
Ada 2 cara analisis fundamental saham yang bisa dilakukan. Mari kita lihat satu per satu.
1. Metode Top Down
Metode ini dilakukan dengan melihat kondisi makro ekonomi baru kemudian menganalisis sektor dan kinerja perusahaan.
Kalau mau gampangnya, cek prospek bisnis perusahaan berdasarkan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini, dan juga di masa yang akan datang. Misalnya saja, saat pandemi sudah terkendali nanti, sektor pariwisata diharapkan menjadi salah satu sektor yang akan bertumbuh lebih dulu. Atau, melihat perkembangan teknologi informasi yang luar biasa belakangan, sektor teknologi bisa jadi akan semakin bertumbuh pesat. Hasil dari analisis ini, nantinya akan membawamu untuk bisa memilih saham dari emiten yang bergerak di sektor yang kamu anggap berprospek baik.
Selanjutnya, dari aspek yang lain, kamu bisa membandingkan beberapa emiten yang bergerak dalam sektor yang sejenis. Cari informasi mengenai berbagai upaya bisnis perusahaan yang bersangkutan, juga berbagai aksi korporasinya.
2. Metode Bottom Up
Metode analisis fundamental yang berikutnya memungkinkanmu untuk melihat terlebih dulu kinerja emiten melalui laporan keuangannya. Setelah mendapatkan data-datanya, baru kemudian kamu lihat apakah sejalan dengan tren ekonomi yang akan datang, juga dengan kinerja secara sektoral.
Dengan demikian, kamu bisa menemukan seluruh nilai potensi dan risiko perkembangan bisnis yang akan memengaruhi harga sahamnya ke depan.
Untuk itu, kamu perlu:
- Membaca dan mencermati laporan keuangan
- Membandingkan harga saham, gunakan berbagai rasio yang sudah kita pelajari di atas tadi.
Nah, itu dia ulasan mengenai metode analisis fundamental terhadap perusahaan untuk menilai apakah sahamnya layak untuk kita koleksi atau tidak.
Memang banyak yang harus dipelajari ya, tetapi jangan khawatir, kamu sebenarnya bisa mempelajarinya sembari praktik investasi saham. Yang pasti, kamu sudah paham betul risikonya, dan kemudian bisa mengelolanya dengan baik. Selalulah berpegang pada tujuan, kebutuhan, dan kemampuanmu dalam berinvestasi.
No Responses