Kebebasan Finansial

Jadi Full Time Trader dan Investor – Apa yang Harus Disiapkan?

Apakah kamu tertarik untuk menjalani full time trader atau investor?

Memang menggiurkan ya? Bisa kerja dari rumah, mau kerja di waktu kapan pun, menghasilkan uang setiap saat dari trading forex, saham, emas, dan komoditas lainnya. Nggak perlu bermacet-macet keluar rumah ke kantor, meeting-meeting panjang yang membosankan baik dengan bos atau klien.

Sekilas jika dilihat dari luar, kehidupan menjadi full time trader memang enak ya? Di rumah saja, dapat uang. Tapi sayangnya, menjadi full time trader itu harus diiringi dengan perjuangan kalau mau hasilnya ada dan benar bisa dipakai untuk hidup.

Faktanya, hidup sebagai seorang full time trader itu akan banyak “bermain-main” dengan risiko yang tinggi. In short, sepertinya tidak semua orang bisa menjalaninya.

So, ada baiknya, sebelum memutuskan untuk menjadi full time trader dan investor—apalagi ditambah dengan keputusan untuk resign dari pekerjaan yang memberimu gaji secara teratur setiap buan—kamu mempersiapkan dulu beberapa hal berikut ini.

Naik Gaji, Dihabisin, dan Nunggu Gajian Lagi - Untuk Apa?

Siapkan Hal Ini Sebelum Memutuskan Menjadi Full Time Trader dan Investor

1. Modal trading

… yang besar!

Ya, jadi full time trader itu akan butuh modal yang besar. Ingat, bahwa nantinya kamu akan bergantung pada profit yang kamu dapatkan dari trading untuk hidup. Belum lagi kalau misalnya kamu sudah berkeluarga. Ada beberapa nyawa yang jadi tanggungan.

Untuk bisa mendapatkan profit yang besar, maka modal juga harus kuat. Belum lagi ditambah dengan faktor risiko yang bisa memengaruhi profit. So, modal memang benar-benar harus kuat.

2. Jam terbang

Pengalaman adalah guru. So, apakah kamu sudah “digembleng” oleh berbagai pengalaman sebagai trader dan investor sebelumnya?

Rerata orang yang dengan cepat memutuskan ingin menjadi full time trader adalah mereka yang pernah merasakan keuntungan besar. Namun, keuntungan ini didapatkan saat pasar sedang bullish, alias tren sedang cenderung naik.

Padahal, siklus pasar itu sangat beragam. Bullish, bearish, resesi, bahkan depresi. Market sentiment is real! Apakah kamu sudah mengalami siklus pasar yang lengkap? Jika kamu memutuskan untuk menjadi full time trader “hanya” karena selalu mendapatkan keuntungan saat pasar bullish, coba deh ditunggu saat pasar bearish. Bagaimana kamu meresponsnya, bisa menjadi pertimbangan yang penting: sudah benar-benar mampukah kamu menjadi full time trader?

SBR011 dengan Kupon Floating with Floor: Apa Sih Maksudnya?

3. Sanggup menghadapi ketidakpastian

Yes, pastinya cara kerja full time trader itu sangat berbeda dengan kerjaan kantoran yang menjamin kamu dapat penghasilan setidaknya sebulan sekali, itu juga masih ditambah bonus tahunan, gaji ke-13, dan berbagai insentif lainnya.

Memutuskan untuk sepenuhnya menjadi trader dan investor artinya kamu siap untuk menjalani hidup dengan penghasilan yang tak pasti. Jangankan teratur jumlahnya, kadang malah zonk alias merugi. Minus. Kebakaran.

Kemampuan seorang trader memang sangat menentukan, tetapi akan selalu ada masanya seorang trader tidak bisa profit, bahkan hingga berbulan-bulan. Dan, tak semua orang bisa menghadapinya.

4. Miliki kondisi keuangan yang sehat

Dengan kondisi ketidakpastian seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, maka kamu perlu punya kemampuan mumpuni dalam perencanaan keuangan. Apalagi kalau kamu sudah berkeluarga. Kebutuhannya banyak, dengan banyaknya juga orang yang ditanggung.

Karena itu, sebelum memutuskan untuk menjadi seorang full time trader, kamu perlu memastikan bahwa kondisi keuangan keluarga dan pribadi sehat. Cicilan dan tagihan lancar, dana darurat ideal, asuransi memadai, dan juga punya investasi dalam instrumen lainnya.

Jadi Full Time Trader dan Investor – Apa yang Harus Disiapkan?

 5. Sanggup bekerja keras

Ya, kalau kelihatannya, santai sih; kerja dari rumah, mau dikerjain kapan saja bisa, fleksibel, bakalan banyak waktu luang, sementara uang bergemerincing masuk ke rekening. Seperti kata Warren Buffett, buat uang bekerja selagi kita tidur.

Tapi, kenyataannya cukup jauh juga loh. Sebagai full time trader, kamu perlu untuk memantau pasar setiap waktu. Karena pergerakan kecil saja bisa membuat portofolio bergoyang, baik positif maupun negatif. Bisa dikerjakan kapan saja, praktiknya bisa jadi kamu akan harus bekerja 24/7. Bersosialisasi saja kadang tak sempat.

Belum lagi soal emosi. Naik turunnya pasar bisa memengaruhi emosi banget. So, belajarnya enggak cuma soal strategi trading saja, tetapi juga soal manajemen emosi.

Sudahlah stres karena ketidakpastian penghasilan, pun bisa jadi kamu juga kesepian. Pasalnya, sudah join ke komunitas pun, saat trading kita harus melakukannya sendiri. Berbeda dengan kerja di kantor, ketika kamu ditemani oleh full team. Punya anak buah, bapak buah, rekan sejawat, dan seterusnya, yang bisa jadi sparing partner. Jadi full time trader itu hampir sepanjang waktu menjadi single fighter.

Siapkah kamu?

Jadi, begitulah. Yang banyak terjadi, profesi sebagai full time trader sering hanya dipandang dari segi enaknya; enak tak perlu punya atasan atau klien, enak karena bisa fleksibel kerjanya, dan seterusnya. Padahal, ya seperti profesi yang lain, trader harus siap kerja keras, dan harus siap dengan berbagai risikonya.

Jadi, gimana? Sudah yakin mau jadi full time trader?

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.