Sebagai orang yang mengandalkan gaji setiap akhir bulan, sering kita merasakan bahwa apa yang kita dapatkan ternyata kurang. Ketika menanyakan pendapat orang lain, maka biasanya saran terbaik yang diberikan adalah mencoba menambah penghasilan dengan side hustle. Yes, dengan kata lain, mencari penghasilan sampingan.
Dan, kemudian kita melihat teman-teman kita yang lain yang sudah sukses. Sungguh hal yang menggoda, ya kan? Melihat betapa mereka mapan sekarang; punya pekerjaan tetap, plus beberapa bisnis sampingan. Pundi-pundinya bakal segera penuh, dan barangkali mereka akan lebih cepat mencapai tujuan terbesar dalam hidup: kemerdekaan finansial.
Melihat itu semua, jadi, haruskah kita juga melakukan side hustle?
Salahkah Tetap Fokus dengan Pekerjaan atau Profesi Utama?
Mari kita lihat waktu kerja kita.
Kita bekerja di kantor selama kurang lebih 9 jam. Belum termasuk waktu perjalanan ke kantor, dan kalau lembur. Energi sudah pasti terkuras. Waktu sudah tersedot. Katakanlah total, kita akan butuh waktu minimal 12 jam untuk kerja. Belum lagi, kalau kita butuh waktu tambahan untuk mengembangkan diri.
So, apa salah kalau hanya fokus ke pekerjaan utama kita saja, tanpa harus side hustle? Apakah enggak mungkin bisa sukses dengan satu pekerjaan utama saja? Nggak bisa meraih kemerdekaan finansial, kalau cuma ngantor doang?
Tapi, sering pula kita mendengar komen, “Ngapain capek-capek kerja, dapatnya enggak seberapa, dan pada akhirnya, perusahaan juga yang mendapat keuntungan?”
Nah kan, jadi galau? Apa iya begitu?
Kerja di Korporat Juga Bisa Sukses!
Ah, zaman yang dituntut untuk transparan dan terbuka, bukankah lebih mudah juga bagi karyawan untuk mencari tahu dan memperhitungkann sendiri, apakah kerja keras dan kemampuan mereka dihargai dengan pantas oleh perusahaan. Betul? Coba ingat-ingat lagi. Kapan dapat bonus? Kapan kamu dipromosikan? Kapan kamu mendapat apresiasi baik dari atasan? Sering? Itu dia.
Sebagai karyawan, kamu selalu bisa kok untuk meningkatkan pendapatan. Apalagi jika memang keahlianmu meningkat. Banyak cara bisa kamu lakukan.
Faktanya, enggak semua profesi bisa dilakukan sendiri. Ada beberapa profesi memang harus bekerja dalam perusahaan atau korporasi besar. Dan, untuk berkembang, diperlukan prioritas dan ketekunan. Ya, sama saja dengan usaha bisnis sendiri.
Apabila jalan tersebut yang dipilih dan sesuai pula dengan mimpi serta passion kamu, ya kenapa enggak dikejar kariernya? Nggak ada yang salah dengan tetap fokus pada pekerjaan. Toh, banyak kok buktinya, orang yang sukses dengan pilihan kariernya sebagai bagian dari korporasi dan menjadi orang hebat.
Namun, yang perlu kita ketahui adalah seberapa jauh karier kita dapat berkembang?
Side Hustle vs Profesi Utama: Pilihan
Kalau kita tak terlahir sebagai anak sultan, maka mari realistis saja. Uang pasti menjadi salah satu faktor terpenting. So, memang harus ada keseimbangan antara kepuasan kerja dengan apa yang bisa didapatkan.
Kalau memang berpotensi memberikan penghasilan yang besar ke depannya, maka enggak ada salahnya sama sekali untuk totalitas memberikan kerja keras, totalitas, tenaga, pikiran, dan waktu.
Kalau sudah begini, barangkali kamu enggak perlu melakukan side hustle untuk mendapatkan tambahan income. Kalau memang jalan jenjang karier menjanjikan dan potensinya sangat besar, kenapa harus tergoda kanan kiri hanya untuk tambahan yang mungkin tak seberapa?
Save your energy!
Jangan sampai, demi tambahan yang hanya sedikit, prioritas kita jadi terganggu. Ingat, nggak ada hasil baik dari usaha yang setengah-setengah.
Sebaliknya, kalau memang prospek side hustle begitu besar, lebih besar daripada profesi dan pekerjaan utama, ya kenapa enggak untuk segera dijadikan sebagai main hustle? Jangan salah, karena menjalankan bisnis sendiri ataupun freelancing sebagai side hustle itu enggak mudah loh! Ada banyak orang yang bisa sukses dengan bisnisnya sendiri, tetapi yang gagal lebih banyak. Itu pun kadang terbantu oleh privilese, usaha, dan ilmu yang sudah dirintis oleh keluarga sendiri sejak lama. Mereka tinggal meneruskan saja.
Jadi, mari kembali ke diri kita masing-masing. Ketahui peta karier ke depan dan apa saja yang menjadi kebutuhan kita, lalu pilih prioritasnya. Nggak perlu melakukan yang orang lain juga lakukan, tetapi potensinya kurang di kamu.
Ingat, untuk bisa memprioritaskan sesuatu, maka ada hal lain yang harus dikorbankan. Jalan kita masing-masing berbeda, dengan timeline yang berbeda juga.
Jadi, yang mana yang jadi pilihanmu?