Bicara soal ujian pasar modal ataupun bahan ujian ekonomi kita kerap mendengar istilah siklus ekonomi. Penulis dalam beberapa waktu terakhir mendalami bagaimana proses siklus ekonomi ini terjadi dan melihat korelasi yang cukup signifikan pada IHSG. Berangkat dari sini penulis menentukan review analisa saham 2018 dan menentukan saham apa yang ok untuk dibahas di 2019.
Ups and Down
Sederhananya fase ekonomi ini diliputi periode meningkat dan menurun. Periode kenaikan atau biasa disebut ekspansi umumnya 4x lebih panjang daripada periode penurunan. Oleh karena itu gaya investasi buy & hold itu cukup ok, karena dari segi probabilitas saja kan 4 banding 1, acceptable laah.
Namun yang perlu kita ketahui, siklus ekonomi memiliki rentang waktu yang panjang. Setidaknya 5 tahun, dan bisa mencapai belasan tahun. Dan setiap siklus adalah unik, setiap faktor dapat berubah pengaruhnya bergantung pada kondisinya
Tenaang !!
Biarpun begitu kita dapat melihat kaitan yang erat tentang siklus ekonomi ini dan eratnya kaitan dengan investasi kita disaham
Ekspansi dan Kontraksi
Pada periode ekonomi ekspansi dimana diawali dengan recovery, dilanjutkan dengan mid cycle dimana ekonomi mendapatkan momentumnya, dan berakhir pada late cycle dimana ekonomi petumbuhan mulai melambat dan mengalami masalah – masalah yang membuat dibutuhkannya campur tangan pemerintah atau bank sentral
Periode ekspansi dalam siklus ekonomi umumnya berakhir dengan ekonomi kontraksi ekonomi dimana terjadi oversupply, kebijakan moneter strict, menurunnya demand
Dalam masa ekonomi ekspansi inilah momentum yang tepat untuk berinvestasi diaset alokasi saham. Karena pada periode ekspansi ekonomi perlahan – lahan berusaha untuk lari lebih kencang
Lari lebih kencang = more growth
Bila ditranslasikan pada emiten maka pertumbuhan earnings yang lebih besar. Seperti kita ketahui backbone dari saham adalah earnings, maka kalau pertumbuhannya ok, harga sahamnya juga ok
Barulah pada saat ekonomi memasuki periode late cycle kita harus berhati hati berinvestasi disaham, karena banyak fluktuasi dan ketidakpastian. Secara risk & return historically berinvestasi disaham dan pasar uang mirip outputnya, sehingga memberikan alokasi yang terlalu banyak pada saham diperiode ini tidaklah justified
Inilah yang terjadi pada ekonomi AS dan Uni Eropa saat ini, sehingga membuat investor ketar ketir.. ya biarpun beberapa bulan kedepan juga lupa sampe ada fact baru lagi yang negatif =P
Posisi Indonesia pada Siklus Ekonomi
Perlu diingat, ini siklus ekonomi, bukan siklus harga saham.. Dari fase ekonomi ini baru kita melihat korelasinya pada aset saham, terutama perfomanya secara sektor..
Dengan penjualan otomotif yang meningkat ( baru looh ), pertumbuhan pinjaman perbankan double digit dimana baru terjadi tahun ini juga setelah 3 tahun, ditambah belanja modal perusahaan – perusahaan yang terlihat meningkat, penulis percaya saat ini Indonesia masih berada pada tahap awal ekspansi, not hit the momentum yet !!
Dinaikkannya suku bunga oleh bank sentral bukanlah karena overheating dimana ciri late cycle, melainkan faktor eksternal penguatan dollar AS terhadap semua mata uang yang membuat rupiah melemah drastis.. Mau ga mau BI secara taktikal menaikkan suku bunga untuk menstabilkan rupiah
Peluang Pada Sektor Cyclical
Penulis membasiskan review analisa saham 2018 dan outlook analisa saham 2019 dengan melihat dulu kita ada dimana sekarang
Dengan ekonomi Indonesia saat ini berada diawal menuju ke momentum ekspansi, umumnya saham – saham yang meroket adalah saham yang bersifat cyclical
Sementara saham yang bersifat defensive baru laku kalo ekonomi uda deket – deket kontraksi. Ingat Unilever yang tau – tau naek kenceng di 2015 ?? pas pertumbuhan ekonomi Indonesia jatuh dibawah 5%.. Kebetulan ?? i don’t think so..
Beberapa sektor cyclical sudah bergerak seperti tambang. Sementara saat ini poultry,otomotif, semen, Erajaya ( retail ) sedang berada dalam momentumnya
Lalu apalagi yang belum ..?
Masih ada dua yaitu retail dan property
Untuk sektor retail dari segi numbers sudah keliatan mulai bagus lagi, apalagi ditambah tahun depan momentum pemilu dimana dipercaya konsumsi menjadi lebih tinggi. Namun terdapat risiko dari disruption bisnis saat ini. Perlu kita gali lebih dalam kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan.. Jangan sampe jadi kayak tabloit bola 😭
Sektor property dari penjualan masih lesu, namun dari segi valuasi saham sahamnya sudah terlalu murah. Lebih murah beli sahamnya daripada beli property nya, miriplah kayak NRCA, lebih murah beli sahamnya daripada bikin perusahaan konstruksi baru =P
Review Analisa Saham 2018 & Outlook Analisa Saham 2019
Dilihat dari Big Picture nya, investasi diaset saham saat ini menarik. Apalagi kita tau projek – projek Infrastruktur bakal pada jadi niih, waktunya menikmati multiplier effect
Tentu tetap ada risiko dari negara maju yang mendekati fase kontraksi dimana diprediksi probabilitas paling mungkin akan terjadi di 2021
Yaa tapi paling setaon laah kayak 2008, malah lebih kecil laah dampaknya, karena menurut penulis tidak ada buble besar saat ini yang bisa membahayakan tatanan struktur ekonomi global. Paling sentimen – sentimen aja dan fund flow
Dengan kondisi ekonomi yang sedang dalam fase ekspansi maka review analisa saham 2018 dan outlook saham – saham pilihan 2019 akan lebih mengarah pada saham saham cyclical yang nyempil ga keliatan, ga terekspos, namun memiliki value, quality,dan yang terutama pertumbuhan earnings !!
*Tentang penulis : Yuvenz pertama kali bekerja didunia investasi di 2008. Saat ini penulis bekerja sebagai portfolio manager pada perusahaan finansial di jakarta dengan pengelolaan pada kelas aset ekuitas dan pendapatan tetap.
**Apabila ada pertanyaan atau mau update terbaru dari slaveberdasi dapat contact langsung di twitter @slaveberdasi , facebook slaveberdasi ,dan email di slaveberdasi@gmail.com