“Aah saya ga suka risiko investasi saham yang fluktuasi seperti itu , saya mau yang pasti untung aja..”
Hal yang lazim kita dengar dari orang yang memiliki tipe investasi konservatif atau Resilient
Tidak ada yang salah dengan keinginan keuntungan yang pasti. Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda beda
Ada yang berani menahan rugi sampai puluhan persen dan tetap tenang, ada yang baru rugi -3% uda susah tiduur
Toleransi risiko setiap orang berbeda beda, itu jelas. Tapi itu kalau kita berbicara toleransi risiko, bagaimana kalau kita tukar, toleransi untung ??
Apa kita rela hanya untung 30% ketika mempunyai oportuniti mendapatkan keuntungan 70% ??
Kita belum sekaya itu kan untuk mengatakan saya sudah ga greedy lagii =P
Bila kita masih muda, masa pensiun kita masih jauh, maka sebenarnya saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengambil risiko lebih, kita punya pendapatan yang akan terus meningkat tooh ??
Selain itu karena kita masih muda, kita bisa memanjangkan waktu investasi dimana itu berpengaruh dalam menurunkan faktor risiko investasi dari fluktuasi saham
Untuk yang memiliki mimpi kebebasan finansial seperti penulis, coba deeh itu dana nganggurnya disuruh kerja =P
Investasi Sejak Muda Merupakan Keunggulan
Bila kita baru berusia 20 – 30an, dengan masa pensiun masih 1x lipatnya umur kita, merupakan hal yang sia sia kalau investasi hanya dideposito aja yang bunga nett nya Cuma 6%
Apapun toleransi risiko kita, toleransi untung kita itu sama, yaang poool !!!
Lihat aja orang yang ketipu sama iming2 return fixed 2% sebulan dsb, itu karena pada dasarnya kita memiliki toleransi untung yang sama, masi haus kaka 😋
Sering kita terdoktrin akan jargon seorang konservatif harus investasi yang aman. Tapi konservatif itu bukan berarti menempatkan dananya di deposito atau ORI doank !!
Padahal ini merupakan dana idle yang memang diperuntukkan untuk investasi setidaknya 3 sampai 5 tahun
Apa worth it investasi dengan jangka waktu sepanjang itu hanya ditempakan di pasar uang. Menurut penulis jelas tidak
Investasi Jangka Panjang
Sering kita mendengar wejangan financial Planner, investasi itu untuk jangka panjang, baru dibuka kalo uda sepuuh, uda kek kotak pandora aja =P
Namun penulis percaya itu hanya teori, prakteknya hampir mustahil, hanya kurang dari 5% orang yang bisa sedisiplin ituu
Walaupun kita memiliki arah investasi jangka panjang, tapi selama berjalannya waktu pasti adaa lah itu investasi kita sentuh atau kita alokasikan ke instrumen lain
Masi muda, wajar bila ada keperluan mendadak yang besar dan membuat kita mencairkan investasi jangka panjang kita. Mungkin ada alasan lainnya karena kita mengalihkan investasi tersebut ke investasi lainnya yang sudah menarik menarik, misalnya ke properti
Itu ga salah, dan wajar menurut penulis. Makanya menurut penulis lebih masuk akal bila kita mengunci investasi benar – benar tidak boleh disentuh time horizon nya 3 tahun atau 5 tahun laah, ga sampe nunggu sepuh baru boleh dibuka gitu
Ini adalah target yang lebih ideal dan masuk akal menurut penulis. Dan bila kita bisa menjaga komitment investasi kita setidaknya 3 sampai 5 tahun, maka instrumen investasi saham menjadi menarik dengan risiko investasi yang lebih rendah
Mengelola Risiko Investasi dari Fluktuasi Saham
Bila kita melihat return investasi saham IHSG maka fluktuasi nya terlihat mengerikan. Kadang bisa naik 25% hanya dalam satu tahun, kadang bisa juga rugi -25% hanya dalam waktu kurang dari satu tahun
Kondisi demikian membuat kita menjadi ragu berinvestasi disaham, apalagi kalau mendengarkan cerita teman teman yang berinvestasi reksadana saham malah merugii
Kira – kira begitu buat kita yang konservatif..
Namun disini penulis ingin menunjukkan fakta sesungguhnya dari risiko investasi saham
Memang betul bila kita menengok investasi setiap tahun, maka melihatnya ngeriii. Namun bila kita melihat dengan jangka waktu yang lebih panjang, maka fluktuasi itu akan mengecil.
Dapat kita lihat pada tabel dibawah untuk investasi saham dari 2001 hingga 2018. Bila kita melihat secara tahunan seperti disebelah paling kiri, maka fluktuasi saham sangatlah tinggi, bila beruntung masuk pada saat yang tepat keuntungannya bisa mencapai 87% dalam satu tahun. Namun bisa juga rugi -51% hanya dalam waktu satu tahun bila momentum yang kita pilih tidak tepat
Sangat tidak bisa diprediksi !!!
Begitulah yang terjadi bila kita melihat investasi secara tahunan. Hal yang berbeda bisa kita dapatkan bila kita melihatnya dengan horizon waktu yang lebih panjang, 5 tahun
Bila kita berinvestasi 5 tahun seperti tabel pada sebelah kanan, seapes apesnya kita salah timing masuk, maka kita tetap membukukan keuntungan 5% setahunnya, sementara bila kita beruntung masuk pada saat yang tepat, kita bisa membukukan keuntungan hingga 46% pertahunnya
Secara rata – rata keuntungan sebenarnya kurang lebih sama dari 19 – 21%, tapi jangka waktu investasi memperlihatkan secara jelas dapat membantu menurunkan risiko investasi salah timing tersebut
Jika kita berinvestasi di IHSG dengan melihat kinerja tahunan, dan berpotensi menarik dana tersebut dalam waktu 1 tahun atau kurang, maka eksposure kita pada risiko investasi fluktuasi saham sangatlah besar
Sebaliknya bila kita mampu memiliki komitmen mempertahankan dana investasi tersebut dalam 3 tahun atau 5 tahun, maka risiko fluktuasi saham tersebut akan turun drastis
Memang betul tidak mudah melihat investasi kita bila sedang rugi. Namun fakta membuktikan kita dapat menurunkan risiko investasi fluktuasi saham sampai sedemikian optimal hanya dengan memanjangkan horizon waktu investasi. Bahkan seandainya kita masuk sebelum krisis 2008, kita tetap dapat membukukan keuntungan yang cukup baik
Risiko Fluktuasi Saham Memberikan Reward Yang Lebih Besar
Setelah lebih memahami risiko investasi dari fluktuasi saham, kita hitung sekarang, berapa sih yang bisa kita bawa pulang sebenarnya kalau memilih investasi reksadana saham atau deposito aja ??
Disini penulis membuat simulasi menggunakan kalkulator yang ada pada Kalkulator Investasi
Asumsi yang penulis buat disini adalah dana awal yang kita investasikan 100 juta, lalu kita melakukan dollar cost averaging / investasi berkala sebesar 3 juta setiap bulannya. Investasi kita lakukan selama 5 tahun
Dengan investasi dideposito maka nett keuntungannya 6% setahun. Sementara bila kita investasi disaham, penulis membuat 3 skenario,
- skenario terbaik keuntungan 22% setiap tahunnya,
- normal 14% setiap tahunnya
- skenario terburuk kenaikan 5% setiap tahunnya
Dari hasil simulasi kita dapatkan bila kita hanya berinvestasi dideposito maka yang kita dapatkan adalah 364 juta. Sementara bila kita investasikan di IHSG, maka skenario terburuknya kita mendapatkan 354 juta, beda tipis dengan deposito, sementara skenario terbaiknya mendapatkan 626 juta !! hampir double dari investasi deposito !!!
Rasanya bila melihat angka ini, no brainer tetap memilih investasi dideposito, padahal dana tersebut untuk investasi jangka panjang, 5 tahun, ga perlu juga yang sampe nunggu sepuuh, OK laah bila 5 tahun, anggep aja lagi cicil mobil
Semakin besar risiko investasi, maka potensi keuntungan juga akan semakin besar. Namun bukan berarti risiko tersebut tidak bisa diturunkan. Dengan memanjangkan komitmen investasi kita dari biasanya 1 tahun menjadi 3 atau 5 tahun, maka risiko investasi bisa kita kurangi hingga minimal
Buat yang anti rugi , berinvestasi direksadana saham tidaklah sefluktuatif yang dibayangkan, kuncinya adalah memanjangkan horizon waktu investasi kita dan komitmen mempertahankan investasi itu
__________________________________________________________________________________________________
*Tentang penulis : Yuvenz pertama kali bekerja didunia investasi di 2008. Saat ini bekerja sebagai portfolio manager pada perusahaan finansial di jakarta dengan pengelolaan pada kelas aset ekuitas dan pendapatan tetap.
**Apabila ada pertanyaan atau mau update terbaru dari slaveberdasi dapat contact langsung di twitter @slaveberdasi , facebook slaveberdasi ,dan email di slaveberdasi@gmail.com
Ini lucu banget asli.. tetangga saya ngomong begini “Ahh saya mah ga mau main saham, itu si Bu Joko juga rugi sampe jual rumah, itu tanah depan mesjid kan punya dia juga dijual buat maen saham. Saya mah asuransi aja lah di BRI Life.”
Ehh taunya asuransi BRI Life dikelola sama Schroeder dan BNP Paribas, dana terhimpun diputerin di saham juga.. wkwk.. sami mawon..
Mungkin enaknya itu mah lebih kerasa “nabung” nya karena bayar premi nya tiap bulan dicicil dan udah dikelolain sama MI disono.
“Kalo gitu kenapa ga reksa dana aja bu?”
“Ahh, saham-saham begitu mah, hukumnya mubah menurut saya. Setengah judi. Reksa dana mah sama ajah saham. Males ah”
Pusing dah.. wkwk
Ini sama laah kalau penulis bilang kerja ngelola reksadana, orang nanya nya ” ooh yang forex forex ituu yaa ” penulis jawab iya aja deeh, capee =P
masi panjang memang perjalanan buat ningkatin financial literacy org Indonesia.. Smoga sedikit2 post dari penulis bisa membantu 🙂
Sayangnya masih banyak yang takut untuk berbisnis saham haha, padahal menurut saya ilmunya jelas
bilangnya ngeri risiko yaa, tapi pas ditawarin bisnis ala2 yang ngasi bunga pasti 2,5% sebulan diambil ga pake mikir yaa =P