Sekarang itu, investasi sudah menjadi kebutuhan. Betul nggak sih? Setiap orang sudah mulai punya kesadaran, bahwa investasi penting dilakukan terutama untuk merencanakan hidup di masa depan. Nah, tinggal pintar-pintar kita meracik portofolio agar sesuai dengan kebutuhan kita nantinya. Terutama sebagai instrumen investasi jangka menengah yaitu 2 sampai 5 tahun.
Dalam berinvestasi, kita memang butuh strategi yang tepat. Dengan demikian nilai investasi kita bisa berkembang dengan baik dan dapat menghindari potensi kerugian. Salah satu strateginya adalah melakukan diversifikasi portofolio atau menambah instrumen investasi.
Apa Itu Diversifikasi?
Diversifikasi adalah strategi investasi yang menempatkan dana pada beberapa instrumen dengan karakteristik dan risiko yang berbeda. Misalnya, untuk satu portofolio, kita menempatkan reksa dana pasar uang untuk instrumen rendah risiko, obligasi korporasi untuk tingkat risiko moderat, dan saham untuk profil agresifnya.
Ibaratnya seperti menaruh telur dalam beberapa keranjang. Saat satu keranjang telur jatuh dan telur pecah semua, kita masih punya keranjang lain yang menyimpan telur utuh. Begitu juga cara kerja diversifikasi ini. Jika suatu saat, misalnya saham menurun nilainya, kamu masih punya obligasi dan reksa dana pasar uang yang menjaga nilai portofoliomu. Selanjutnya, kamu bisa melakukan review dan penyesuaian agar kembali seimbang porsinya antara reksa dana, obligasi, dan saham.
Tapi, eits. Tunggu dulu, simak dulu beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum kamu melakukan diversifikasi instrumen investasi jangka menengah ini. Pasalnya, menambah intrumen investasi juga perlu strategi khusus, agar tidak jadi bumerang.
Tentukan tujuan keuangan dan sesuaikan profil risiko
Tanpa tujuan, melakukan apa pun menjadi tidak akan maksimal. Begitu juga dengan investasi. Alih-alih bisa membuat rencana yang realistis, tanpa tujuan malah membuat kita jadi enggak fokus. Rencana jadi sia-sia karena kita sabotase sendiri.
Jadi, tentukan, tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Dengan begini, kamu bisa menentukan porsi antara instrumen rendah risiko, risiko menengah, hingga tinggi risiko dengan lebih baik.
Sedangkan profil risiko merupakan indikator terhadap kemampuanmu dalam menerima risiko yang terjadi saat melakukan investasi. So, dalam melakukan diversifikasi, sebaiknya tetap mengacu pada profil risiko masing-masing, yaitu apakah termasuk konservatif, moderat, atau agresif.
Pasalnya, jika sampai keliru meracik, alih-alih membuat diri sendiri nyaman dalam berinvestasi, malah justru bikin senam jantung.
Tentukan proporsi alokasi
Untuk menambah instrumen investasi, kamu perlu menentukan rasio alokasi dana pada tiap instrumennya. Portofolio investasi yang efektif adalah portofolio yang terdiri atas beberapa jenis aset dengan karakteristik yang saling melengkapi.
Racikan yang pas akan menghasilkan return yang optimal tetapi dengan risiko yang minimal. Misalnya saja, kalau kamu memiliki profil risiko agresif, maka rasio alokasi instrumen yang direkomendasikan adalah 70% saham, 20% obligasi, dan 10% reksa dana pasar uang. Jika kamu berprofil risiko moderat, maka rasio alokasi yang bisa dilakukan misalnya 50% saham dan 50% reksa dana pendapatan tetap. Jika kamu berprofil risiko konservatif, 50% reksa dana pasar uang, 30% obligasi negara, dan 20% saham.
Angkanya di sini enggak mutlak ya, kamu bisa tentukan sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuanmu. Pun instrumennya, kamu bisa mengganti dengan instrumen lain pada kelas risiko yang sama.
Cermat memilih instrumen
Satu prinsip penting dalam strategi diversifikasi portofolio adalah memilih investasi dengan tingkat pengembalian berbeda, dan risiko yang bervariasi. Ini sangat penting terutama jika kamu merencanakan investasi jangka menengah.
Ingat ya, bahwa instrumen investasi jangka menengah yang menawarkan return tinggi akan sepadan juga dengan risiko. Begitu juga dengan instrumen rendah risiko, maka return juga akan menyesuaikan. Karena itu, kita perlu mengenali instrumen tersebut, apakah termasuk rendah risiko atau tinggi risiko.
Ingat, risiko bukan untuk dihindari, tetapi untuk diminimalkan dan dikelola.
SBN – SR017 Solusi Tambahan sebagai Instrumen Investasi Jangka Menengah
Nah, salah satu instrumen investasi jangka menengah tambahan nih adalah yang sedang siap-siap diluncurkan oleh pemerintah. Yes, SR017.
SR017 merupakan salah satu seri Surat Berharga Negara yang rencananya akan diluncurkan pada 19 Agustus 2022 mendatang. SR017 merupakan SBN keempat yang diterbitkan oleh pemerintah di tahun 2022, setelah sebelumnya sudah meluncurkan ORI021, SR016, dan SBR011.
Lalu, apa bedanya SR017 dengan seri Surat Berharga Negara sebelumnya tersebut?
Mari kita lihat dari tabel berikut ini.
Keuntungan lain yang bisa didapatkan dengan berinvestasi di SR017, selain sebagai instrumen investasi jangka menengah yang bisa kamu tambahkan adalah:
- Modal investasi hanya Rp1 juta saja, dan maksimal biasanya Rp2 miliar.
- Menjadi sumber penghasilan pasif, karena ada kupon rutin setiap bulan
- Kupon lebih besar daripada suku bunga acuan
- Pajak lebih rendah daripada deposito
- Dijamin oleh negara, sehingga relatif aman bahkan untuk investor pemula dan konservatif sekalipun
Selain yang sudah disebutkan di atas, dengan ikut berpartisipasi dalam investasi obligasi melalui SR017, artinya kamu juga berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan negara loh. Pasalnya, dana yang nantinya terhimpun akan dimanfaatkan untuk pembiayaan APBN demi membangun berbagai infrastruktur di Indonesia.
Mulai Investasi di SR017!
Nah, kita bisa lihat, SR017 yang diterbitkan bulan Agustus 2022 ini memiliki karakteristik yang sama dengan SR016, yang merupakan sukuk ritel. Artinya, surat berharga ini merupakan instrumen syariah dan halal, sehingga tidak ada unsur judi (maysir), ketidakjelasan (gharar), dan riba (usury), sesuai fatwa Dewan Syariah Nasional – MUI.
Sementara skema kupon tetap, dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, dan tenor 3 tahun sama halnya dengan jenis Surat Berharga Negara Obligasi Negara Ritel (ORI).
Besaran kuponnya adalah 5.90%, lebih besar daripada suku bunga acuan Bank Indonesia. So, ya bisa diharapkan banget untuk menjadi alternatif instrumen investasi jangka panjang kan, untuk 3 tahun mendatang.
Nantinya, kamu bisa membeli SR017 lewat Bibit, yang sekarang tak hanya bisa dimanfaatkan untuk investasi reksa dana saja, tetapi juga bisa obligasi negara. Aplikasi Bibit membantu investor pemula untuk memulai investasi, bahkan tanpa perlu pengalaman, karena sudah tepercaya.
Jadi, sambil menunggu pengumuman masa penawaran SR017 dimulai, kamu bisa download dulu aplikasi Bibit, dan registrasi SBN. So, begitu sudah bisa memesan SR017, kamu tinggal cus!
Review Aset secara Berkala
Setelah berhasil berinvestasi SR017 di Bibit, diversifikasi ini tidak berhenti di sini saja. Agar berjalan dengan baik, lakukan review secara berkala untuk memastikan pertumbuhannya. Karena SR017 nantinya akan memberikan kupon tetap, maka kamu perlu cek juga dengan pertumbuhan aset yang lain, apakah sudah sejalan dan kompak perkembangannya.
Buatlah perubahan rasio jika perlu pada instrumen investasi jika kinerjanya masih bisa dioptimalkan lagi. Tambah instrumen investasi kalian ke SBN jenis SR017 di aplikasi Bibit, klik di sini untuk memulai!