Equity

Strategi Investasi Dollar Cost Averaging: Apa yang Perlu Kamu Tahu?

Jika kamu saat ini sedang berinvestasi, pasti kamu mengetahui bahwa aktivitas ini perlu perhitungan yang cukup matang dan bukan berdasarkan tebak-tebak saja. Dan perlu diketahui juga, ada satu cara yang cukup cerdas untuk kamu gunakan saat berinvestasi. Kamu bisa memanfaatkan strategi investasi yang disebut Dollar Cost Averaging (DCA), yang bisa memaksimalkan hasil keuntungan serta sekaligus meminimalkan risiko dari kerugian investasi.

Konsep investasi ini merupakan cara berinvestasi yang cukup mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk para investor yang masih pemula. Dan kamu juga bisa menggunakan konsep DCA ini di berbagai jenis instrumen investasi, di antaranya ada investasi saham, reksa dana, emas, dan yang lain sebagainya.

Penasaran, kayak apa strategi investasi Dollar Cost Averaging ini? Yuk, dibahas!

Ini Dia Perbedaan Menabung dan Investasi yang Perlu Kamu Tahu

Apa Itu Dollar Cost Averaging (DCA)?

Strategi investasi Dollar Cost Averaging adalah sebuah cara berinvestasi yang mendorong seseorang untuk berinvestasi secara konsisten dan rutin dalam periode yang teratur. Dengan cara ini, kamu akan “dipaksa” untuk melakukan investasi dengan nilai tetap dan dalam kondisi ekonomi apa pun.

Kayaknya keren sih ya, istilahnya. Dollar Cost Averaging. Tapi, sebenernya investasi dengan cara ini tuh nggak jauh berbeda dengan kebiasaan kita untuk menabung secara rutin. Iya, kayak yang diajarkan oleh orang tua kita.

Teknik Penggunaan Dollar Cost Averaging (DCA)

Untuk kamu yang belum paham—atau malah baru sekali ini dengar—Dollar Cost Averaging, nih ini ada sedikit contoh buat kamu. Siapa tahu, bisa bantu lebih paham yak.

Misalnya, kamu punya target untuk punya uang sebanyak Rp2 juta. Tapi kamu cuma punya alokasi dana Rp200 ribu setiap bulannya. Nah, kamu bisa menggunakan cara Dollar Cost Averaging ini.

Pertama, pilih dulu dari berbagai instrumen investasi yang ada, mulai dari emas, saham, reksa dana, hingga P2P Lending.

Misalnya lagi, kamu akhirnya memutuskan untuk menginvestasikan uang tersebut di instrumen reksa dana, lalu ternyata harga NAB/unit reksa dana adalah Rp2.000. Dengan duit Rp200 ribu tadi, kamu pun melakukan pembelian 100 unit. Nah, ini kamu lakukan selama sepuluh bulan. Bisa jadi, bulan depan harga NAB per unitnya beda lagi, karena yah, you know-lah, kondisi pasar yang naik turun. Ye kan? Ini nggak perlu kamu pedulikan, yang penting kamu hanya perlu berpatok pada nominal uang yang sama, yaitu Rp200 ribu.

Hingga kemudian 10 bulan kemudian, uangmu Rp2 juta akan tercapai. Dan—mari kita berharap pasar dalam kondisi baik—sehingga kamu juga mendapatkan imbalnya. Jadi Rp2 juta plus plus.

Mau Bebas Finansial Lebih Cepat? Miliki 7 Sumber Pemasukan Ini!

Kelebihan Berinvestasi dengan Metode Dollar Cost Averaging

Walaupun cara berinvestasinya cukup sederhana, namun metode DCA ini memiliki banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Meminimalkan Risiko Kerugian

Keuntungan pertatama yang akan kamu rasakan ketika menggunakan metode investasi DCA adalah meminimalkan risiko kerugian.

Memutuskan berinvestasi dengan menggunakan DCA ini bisa kamu lakukan tanpa perlu melihat kondisi pasar yang sedang naik atau turun. Dan di waktu yang bersamaan, metode ini juga memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan finansial jangka panjang yang cukup besar. Apalagi jika digunakan di instrumen yang cukup agresif.

2. Terhindar dari Momen Buruk Investasi

Jika kamu menggunakan investasi lump sum—yang artinya berinvestasi sekali saja di muka, seperti konsep deposito—ya memang, metode tersebut dapat memberikan return yang besar.

Namun, kamu perlu mengetahui momen yang paling tepat—kapan kamu harus beli instrumen saat harganya bagus. Kamu juga harus tahu dengan pasti, kapan harga tertinggi agar dapat menjual dan mendapatkan untung.

Hal ini dikenal juga dengan sebutan market timing, yang merupakan sesuatu yang sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, terutama bagi investor ritel pemula dengan modal kecil.

Banyak yang sudah mencoba berbagai macam formula, namun sering kali gagal karena memang kenyataannya tidak ada seorang pun yang mengetahui persis kapan posisi terendah dan juga tertinggi yang terjadi. Dan tentunya tidak ada juga yang bisa menghentikan kejutan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Intinya, titik terendah dan juga titik tertinggi hanya bisa diketahui setelah titik itu sudah dilewati.

Dan situasinya akan berbeda apabila kamu menggunakan metode investasi DCA. Dollar Cost Averaging ini dapat membantu kamu untuk memiliki sikap disiplin dan memastikan kamu tidak terlalu nafsu ketika membeli di harga yang terendah.

Sementara di sisi lain, DCA juga membantu kamu pada saat pasar pulih. Karena kamu sudah membeli pada saat pasar sedang mengalami koreksi. Dengan tidak bergantung pada waktu, DCA ini sangat berguna untuk meminimalkan efek naik turun pasar terhadap portfolio kamu dikarenakan harga rata-rata perolehan kamu tidak akan terlalu tinggi ataupun rendah.

3. Meminimalkan Peluang Pengambilan Keputusan Investasi secara Emosional

Saat ini banyak orang yang sering membuat keputusan investasi dengan emosi. Biasanya muncul lantaran rasa takut akan kehilangan (rugi). Rasa ingin menghindari kerugian ini akhirnya membuat investor gagal fokus, dan akhirnya malah beneran rugi karena kurang matang pengambilan keputusannya.

Studi menunjukkan, secara psikologis emosindapat membawa kerugian dua kali lipat dibandingkan dengan keuntungan.

So, rasa takut ini harus diatasi, kalau kamu pengin sukses berinvestasi. Juga emosi-emosi yang lain. Dengan menghindarinya, investor dapat meminimalkan jebakan euphoria ketika pasar sedang bagus, dan juga bisa mengelola stres ketika pasar sedang anjlok. Depresi akibat melakukan investasi pun bisa dihindari.

Strategi Investasi Dollar Cost Averaging: Apa yang Perlu Kamu Tahu?

Kekurangan Berinvestasi dengan Dollar Cost Averaging

Melakukan investasi dengan metode DCA ini memang memiliki kelebihan yang cukup banyak dan sangat cocok untuk digunakan oleh seorang pemula. Namun, konsep ini juga tentu saja memiliki kekurangannya tersendiri. Di antaranya sebagai berikut.

1. Return Cenderung Kecil

Dibandingkan dengan investasi lump sum, DCA adalah metode investasi yang memberikan nilai return yang cukup kecil. Terlebih ketika kondisi pasar memiliki kecenderungan bergerak naik. Kalau mau dibandingkan dalam jangka panjang, strategi lump sum akan mampu memberi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan DCA.

2. Biaya Investasi Cukup Banyak

Kekurangan selanjutnya dari konsep DCA ini adalah adanya biaya investasi yang wajib kamu bayar secara rutin, seiring kamu berinvestasi.

As you know, ada sekuritas, perantara, atau broker yang memberlakukan komisi atau biaya administrasi dalam transaksi instrumen investasi. Kalau kamu menjalankan strategi Dollar Cost Averaging ini, akan ada biaya tertentu untuk setiap pembelian dan/atau penjualan yang dilakukan. Semakin sering kamu bertransaksi, maka biayanya juga akan semakin besar. Situasinya akan berbeda apabila kamu melakukan pembelian saham dengan strategi lump sum. Kamu hanya akan mengeluarkan biaya investasi untuk sekali pembelian saja.

Nah, itulah sekilas ulasan tentang strategi investasi Dollar Cost Averaging yang tentunya wajib kamu ketahui.

Metode ini sendiri sangat ramah dan sangat menguntungkan untuk investor pemula. Mungkin awal mula melakukannya nilai investasi akan terlihat kecil dan sedikit. Namun, apabila kamu melakukan hal ini secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang maka jumlahnya akan semakin besar.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.